Pengertian Alkuna
Alkuna adalah suatu
golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan ganda
tiga karbon-karbon (-C≡C-).
Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan ganda tiga dalam alkuna juga
disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan ganda tiga karbon-karbon
lebih besar daripada ikatan rangkap. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi
dengan pereaksi-peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena juga lebih besar. Hal
inilah yang menyebabkan golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis
senyawa organik
Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena,
seperti :
1.
Tidak
larut dalam air
2.
Alkuna
dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud
cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat.
3.
Berupa
gas tak berwarna dan baunya khas
4.
mudah
teroksidasi atau mudah meledak.
Titik didih beberapa senyawa alkuna disajikan
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Titik Didih beberapa Senyawa Alkuna
Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh,
memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif. Reaktiftas alkuna
disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru.
Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi
alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine
(I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom
karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas,
dan membentuk senyawa haloalkana. Persamaan reaksi ditunjukan pada Bagan 3.2.
Bagan 3.2.
Reaksi adisi alkuna dengan halogen
Reaksi lainnya yaitu adisi dengan senyawa
hidrogen menggunakan katalis Nikel, persamaan reaksi dapat dilihat pada Bagan
3.3.
Bagan 3.3. Reaksi hidrogenasi 2-butuna dengan
katalisator Nikel
Pemanfaatan Akuna seperti pemanfaatan gas
etuna (asetilena) untuk pengelasan. Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen
mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000
ยบ C, sangat cocok untuk mengelas logam, perhatikan Gambar 3.4. Selain itu,
alkuna juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain,
karena senyawa ini cukup reaktif.
Gambar 3.4. pemanfaatan gas asetilena untuk
pengelasan
Isomeri pada
alkuna sama dengan isomer pada alkena, dimana sifat isomer terjadi karena
perpindahan ikatan rangkap sehingga isomer pada alkuna dan pada alkena disebut
dengan isomer posisi. Contoh isomer posisi adalah senyawa 2-butuna denga 1-butuna,
perhatikan Gambar 3.6. Perlu kita ingat, isomer pada alkena terjadi karena
perbedaan pada rantainya dan sering disebut dengan isomer rantai.
Bagan 3.7. Isomer senyawa 1-butuna dengan 2-
butuna
Senyawa alkana dapat dibedakan dengan alkena
dan alkuna. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan reaksi penambahan senyawa
bromine (Br2). Reaksi adisi pada senyawa alkana tidak terjadi. Sedangkan untuk
senyawa alkena maupun alkuna terjadi reaksi Brominasi, peristiwa reaksi ini
dapat diikuti dengan mudah, senyawa alkana tidak memberikan perubahan warna
ditambahkan dengan senyawa Bromin yang berwarna merah, warna larutan akan tetap
berwarna merah.
Berbeda dengan senyawa alkena dan alkuna yang
tidak berwarna bereaksi dengan bromin dan terjadi reaksi adisi membentuk
senyawa halida yang tidak berwarna, larutan akan tetap tetap tidak berwarna dan
terjadi senyawa alkena yang mengandung gugus bromide.
Jika reaksi ini terus dilanjutkan, maka
reaksi adisi terjadi lagi dan terbentuk senyawa alkana yang mengandung gugus
bromide. Untuk lebih jelasnya perhataikan Bagan 3.9.
Bagan 3.9. Reaksi brominasi sebagai pembeda
antara alkana dengan alkena atau alkuna
PERMASALAHAN
Pada artikel diatas reaksi brominasi sebagai pembeda alkana, alkena dan alkuna . terjadi sifat fisika dengan wujud dari alkana jika direaksikan dengan bromin mempunyai warna merah , sedangkan jika alkena dan alkuna direaksikan dengan bromin maka hasilnya tak berwarna. mengapa demikian?
seperti yang kita ketahui bromin pada deret kimia halogen berbentuk warna merah.